Berdasarkan informasi yang gue
peroleh dari orang gila setempat, fungsi Saigon Central Post Office selama
ini adalah sebagai tempat mengirim surat, kartu pos, telegram, paket, dan wesel
(ya iyalah! Masak buat ngandangin babi!).
Suasana Pagi di Ho Chi Minh City |
Saigon Central Post Office atau yang dalam
bahasa Vietnam disebut dengan Buu Dien
Trung Tam Sai Gon masih sama seperti peninggalan kolonial yang lain di Ho
Chi Minh City dan sebagaimana yang udah gue bilang, gaya arsitekturnya kental
akan nuansa gothic Prancis. Makin elegan dengan jam dinding klasik di bagian
tengah atas gerbang utama yang masih berfungsi dengan baik hingga saat ini.
Dibangun antara tahun 1886-1891,
saat Vietnam menjadi bagian dari Prancis-Indochina. Saigon Central Post Office masih
terawat dengan baik dan bersih, sehingga tidak heran jika menjadi salah satu daya
tarik turis mancanegara maupun domestik.
Tempat ini terlihat megah dan
gagah dari luar. Di dalamnya, ruangan begitu luas dengan langit-langit
melengkung yang tinggi, meja dan perabotan dari kayu. Anda akan disambut gambar
Ho Chi Minh yang sangat besar dengan jenggot khasnya itu. Menariknya lagi, di
dalam gedung terdapat dua peta besar dari abad ke-18 yang saling berhadapan. Saat
masuk, sensasinya berasa sedang berada di stasiun kereta api yang sudah sangat
tua. Seperti di film-film Harry Potter. Dan gue juga sempat disangka Daniel
Radcliffe (enak aja nuduh-nuduh).
Disini, anda bisa sekalian
mendapatkan souvenir khas Vietnam. Ada kios yang menyediakan cinderamata di
pojok ruangan. Menurut para pelancong yang lain, harganya lebih murah daripada
yang dijual di Ben Tanh Market. Gue sih gak peduli, boro-boro beli souvenir,
buat makan aja mikir-mikir! Souvenir yang gue bawa pulang ke Tanah Air cuman
cerita melalui dokumentasi yang direkam dengan Handycam.
Duong Van Ngo (82 Tahun) |
Satu hal yang unik dan bernilai historis, anda bisa
bertemu dengan Duong Van Ngo, penulis surat terakhir di Ho Chi Minh City yang berada
di meja Information and Writing Assistance. Selama beberapa dekade belakangan, Pria
82 tahun ini telah menterjemahkan surat berbahasa Vietnam ke dalam bahasa
Inggris dan Prancis. Selain mahir dengan ketiga bahasa tersebut, Duong Van Ngo
adalah pribadi yang hangat dan ramah terhadap turis darimanapun. Even, turis
kere kayak gue. Beliau sangat suka mengobrol sambil menceritakan pengalaman
hidupnya. Hingga sekarang, sepeda onthel masih menjadi kendaraan andalannya
untuk pulang pergi Saigon Central Post Office - Rumah. Salut. Secara iseng gue
bertanya tentang resep yang membuatnya sehat dan tetap kuat di usia senjanya. Sambil
tertawa terkekeh, beliau menjawab : Pikiran positif, hati yang bersih, makan
tepat waktu, banyak olahraga dan membantu orang lain. Bisa dibilang, Duong Van
Ngo ini adalah seorang legenda hidup di Ho Chi Minh City. Salah satu saksi kunci
sejarah darah-darah yang terampas demi kemerdekaan Vietnam. Beliau telah melalui
era The Beatles, The Rolling Stones, Duran Duran, A-HA, NKOTB, BSB dan yang paling terbaru Lana Del Rey #apaseehhh!
Tidak lama kemudian, gue
berpamitan kepada Paman Duong, hendak melanjutkan perjalanan. Ketika hampir
sampai gerbang untuk keluar, beliau memanggil gue dengan suara tua khasnya ...
Paman Duong : “Nak!”
Seolah dengan adegan slow motion,
gue terhenti dan menoleh ke arah pemilik suara.
Paman Duong : “Jangan lupa coba
Pho.” Pesannya sambil mengedipkan mata yang dibarengi senyuman antik.
Masih dalam adegan slow motion,
gue menjawab dengan anggukan kepala ala Morgan Freeman lalu berbalik arah meneguhkan langkah. Sempat, dari
sudut mata, gue melihat Paman Duong menatap haru ke arah gue yang pelan-pelan
menghilang dari hadapannya sambil menggumamkan sesuatu yang kalau gue terjemahin berdasarkan gerak bibirnya adalah ucapan : "Hati-hati pemuda pemberani!". Heroik abeess!
Sesampainya di luar, gue
tolah-toleh mencari Basir. Setelah mondar-mandir dengan penuh kepanikan,
takut-takut kalau partner gue diculik, akhirnya, gue mendapatinya sedang
menatap takjub sambil manggut-manggut mengagumi sebuah patung besar yang berada
di samping gedung Saigon Central Post Office.
Patung yang menggambarkan tentang
patiotisme tersebut adalah sosok Stalin. Konon, situs ini sering digunakan
sebagai perayaan kongres Uni Sovyet.
Gue menepuk pundak Basir dari
belakang.
“Come on, Bro, kita lanjut jalan
lagi.”
Basir menunduk sebentar kemudian
mengusap airmata yang tanpa dia sadari mengalir di pipinya *backsound : “ ...
di daun yang ikut mengalir lembut, terbawa sungai ke ujung mata ... “ #eaaa
“Okeh, Brroohh.” Jawabnya dengan
suara gemetar menahan haru.
Huff!! Jalan kaki menikmati Ho
Chi Minh City memang mengasikkan. Apalagi didukung dengan jalur pedestrian yang
lebar, rapih, bersih, nyaman dan aman. Hampir jarang menemukan orang yang sedang merokok.
To Be Continued ...