Konon, Independence Palace atau
yang sekarang lebih dikenal sebagai Reunification Palace dibangun dalam waktu
satu malam dengan bantuan 1000 jin... umm... itu cerita tentang Sangkuriang,
ding.
Gak, gini, Reunification Palace dirancang oleh seorang arsitek bernama Ngo Viet Kam
sebagai rumah dan tempat kerja Presiden Vietnam Selatan selama Perang Vietnam
dan tempat penyerahan kekuasaan resmi selama kejatuhan Saigon (Ho Chi Minh
City) pada tanggal 30 April 1975.
Ngo Viet Kam adalah seorang
arsitek pemenang penghargaan arsitektur bergengsi di Roma-Italia. Pada tahun
1962, Presiden Ngo Dinh Diem (pemimpin Vietnam Selatan saat itu) memintanya
merancang Reunification Palace untuk menggantikan bangunan lama Norodom Palace
(Indochina Governor Palace) buatan Prancis yang hancur terkena serangan bom. Secara
jenius, Ngo Viet Kam mengawinkan arsitektur modern dengan tradisional oriental.
Ketika pembangunan Reunification
Palace baru berjalan setahun, Presiden Ngo Dinh Diem tewas dalam insiden
kudeta. Nguyen Van Thieu didapuk sebagai pemimpin Vietnam Selatan menggantikan
Ngo Dinh Diem. Dia mengikuti pembagunan sampai selesai dengan total waktu tiga
tahun dan menjadi penghuni Reunification Palace yang terakhir. Namun, dua tank
pasukan Vietnam Utara yang dipimpin Presiden Ho Chi Minh berhasil mendobrak
pintu istana dan mendudukinya. Nguyen Van Thieu kabur menggunakan helikopter.
Perang dingin yang berlangsung
selama 1957 – 1975 (18 tahun) antara Vietnam Selatan (Republik Vietnam) yang
didukung Amerika Serikat dan Vietnam Utara (Republik Demokratik Vietnam) yang
didukung USSR dan Tiongkok itu memang banyak dijadikan sumber inspirasi dalam
dunia perfilman Amerika. Salah satu contohnya: Rambo IV, yang dibintangi oleh
Sylvester Stallone.
Kini, Reunification Palace
menjadi landmark dari kota Ho Chi Minh City. Letaknya sangat strategis. Berada diantara
empat jalan kota, yaitu: Nguyen Thi Min Khai di sebelah utara, Nam Ky Khoi Nga
di sebelah timur, Nguyen Du di sebelah selatan, dan Huyen Tran Cong Chue di sebelah barat. Berdasarkan
informasi dari penjaganya, luasnya mencapai 12 Hektar. Di dalamnya terdapat ruang
pertemuan, ruang peta, ruang perpustakaan, mini teater, dan masih banyak lagi. Mempunyai
sekitar 7 lantai. Uniknya, istana ini tidak ber-AC, juga tidak ada eskalator
atau liftnya. Lumayanlah kalau sekedar ingin membakar kalori.
Puas memandangi Reunification
Palace bersama getir sejarah yang menaunginya, kami melangkahkan kaki kembali
menuju ke arah timur di sepanjang jalan Nguyen Du. Sepintas kultur masyarakat
Ho Chi Minh sangat menyukai masakan dengan bumbu kayu manis yang pekat. Sangat kentara
dari aroma yang tercium tiap kali kami melintasi rumah makan atau orang yang
sedang makan di pinggir jalan. Gue tertarik untuk mengabadikan momen-momen
secara spontan. Lebih natural. Tapi, alangkah kagetnya, hasil jepretan gue seperti
terbakar. Hanya ada warna putih. Gue coba lagi. Hasilnya sama. Usut punya usut,
ternyata bukaan diafragmanya rusak. Jadinya gak bisa memfilter dan mengatur
cahaya yang masuk sesuai kebutuhan. Duh! Mampus!. Gimana ini?!
To Be Continue ...